Tuhan pun merasa cemburu
kepada segala sesuatu yang dituhankan oleh manusia. Kecemburuan itu sengaja Ia
tumbuhkan di dalam diri-Nya, karena konsep dasar seluruh penciptaan-Nya adalah
cinta.
Sinopsis Buku: “Yang
kukisahkan ini sesuatu yang sungguh-sungguh terjadi di dalam diriku. Memang
semasa kecil atau waktu muda sering aku diajari berbohong oleh berbagai
kejadian di sekelilingku, oleh berbagai nilai hidup yang senantiasa
timbul-tenggelam, timbul-tenggelam. Tapi kini tak mungkin aku berbohong.
Pertama, aku sudah tua. Orang tua yang berbohong itu bukan hanya tidak jujur,
tapi juga bodoh. Dan kedua, karena aku ini seorang Guru.“ (Ingin Kuanyam
Pulau-pulau Nusantara, hal. 1)
“Di titik mana engkau
meletakkan diri agar mripat mu menatap kehidupan ini lebih akurat?. Pada
jengkal mana engkau pijakkan kakimu agar garis lurus dari lensa matamu
menyentuh makna tepat di tiitik pusatnya?” (Zaman Sedang Memuisi, hlm. 61).
“Alhamdulillah Tuhan menganugerahkan
kepada manusia. Selain semangat juga rasa letih. Api yang berkobar bisa menelan
apa saja, cahaya yang ditimbulkan selalu bergoyang-goyang. Rupanya nyala api
harus juga bisa mengendap agar memiliki kematangan. Dan rasa letih dari sebuah
kedewasaan akan bisa membawanya kepada endapan: penglihatannya lebih jernih,
diam, dan hemat. Ia bisa menemukan sesuatu yang tersembunyi dari
kobaran-kobaran.
(Lalu)... seseorang
berdiri, meninggalkan ruangan. Di luar terdengar suara tertawa tajam, memecah
sunyi.
Sang Muballigih mengucap
dalam hati Astafirullah. Tiba-tiba ia merasaka seluruh dirinya begitu
letih dan sepi. Seakan-akan ia adalah keletihan dan sepi itu sendiri.” (Ceramah
Ceramah Ceramah, hal. 150)
”Baiklah
dunia tak selebar daun waru. Juga perjuangan dan cita-cita suci setiap manusia
dan bangsa, bukan urusan seserpih waktu. Jawaban sejati berada di surga, di kelak,
atau barangkali telah ada serba sedikit, di kini.” (Momentum, hal.
218)
Kutipan-kutipan di atas, merupakan beberapa
penggalan dari tulisan Emha Ainun Nadjib dalam kumpulan esainya yang berjudul Sedang
Tuhan pun Cemburu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar